Kabul – Some Broken Eggs from Kabul to Share
Broken Eggs
A boy is crying as his eggs are broken on a pedestrian street in Kabul. I was among sympathetic passers-by who donated some coins to this poor boy. Later I found out this is a common scam in the capital, as you may find this trick: a boy crying in Kabul’s many busy streetsnext to broken eggs to gather some symphathy from unsespecting people.
Telur-telur yang Pecah
Seorang bocah kecil yang menangisi telur-telurnya yang pecah di sebuah trotoar di Kabul. Entah apa yang dipikirkannya. Apakah sang ayah akan menghajarnya karena ia telah menyia-nyiakan uang belanjaan hari itu. Apakah sang ibu akan mencacimakinya karena kecerobohannya. Yang jelas, saya bersimpati dan menyumbangkan beberapa keping uang receh yang disambut dengan tangan yang terjulur dari balik wajah yang tersembunyi itu. Kemudian baru saya mengetahui, bahwa ini adalah salah satu teknik mengemis yang mutahir di ibu kota ini: bocah-bocah kecil yang menangis di samping tumpukan telur-telur pecah, menangisi jalan-jalan ramai di kota Kabul, sambil menanti gemericik uang receh dari para pejalan kaki.
Scars of Wars
Three decades of wars have left grey scars in Afghan history. The scars are those handicapped men, boys with amputated legs, and beggar windows under blue burqas, who now flourish Kabul streets. It is only this poor arm laid on road, from a body completely wrapped by long blanket, as well as a slice of leg exhibiting deep scars.
Luka-luka Perang
Tiga dekade perang berkepanjangan meninggalkan masa yang kelabu di Afghanistan, di mana negeri ini dipenuhi pria-pria cacat, anak-anak berkaki buntung, dan janda-janda pengemis. Hanyalah sepotong tangan ini yang menengadah, terulur dari badan yang terbungkus selimut panjang, serta kaki yang memamerkan luka yang dalam. Sedalam itulah luka yang diderita Afghanistan, dalam perjalanannya di persimpangan dunia.
Berbagai macam cara untuk mendapatkan uang ya, yg penting ga mencuri hehehe. Tiap hari pulang kantor saya pasti ke terminal blok M dan selalu melewati jajaran para peminta-minta. Satu kali di Metro Mini saya merasa familiar dengan wajah bapak ini, ingat punya ingat ternyata dia adalah bapak peminta-minta di terminal blok M itu, kami tinggal di area yg sama rupanya hehehe
Waduh fotonya bagus banget! gua suka banget..
Hmmm… trik yg telur pecah kayaknya belum ada tuh di Jakarta, tp kalo kaki/tangan yg luka terbuka dikerubungi lalat dsb itu banyak, cma bedanya yg di Afgan mgk asli krn luka perang, sementara yg Jakarta punya cuma rekayasa pake lem/cat merah ama perban.